Kamis, 15 Maret 2012

MAKALAH PENGGUNAAN KATA SERAPAN


PENGGUNAAN KATA SERAPAN



BAB I
PENDAHULUAN



  A.     Latar Belakang


            Penggunaan kata – kata serapan dewasa ini kian marak. Masyarakat senang menggunakannya karena terkesan keren dan modern. Selain itu, alasan masyarakat menggunakan kata – kata serapan adalah pengucapan kata – kata serapan lebih singkat dibandingkan dengan pengucapan kata – kata dalam Bahasa Indonesia baku.


   B.     Rumusan Masalah


            Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apakah yang dimaksud dengan kata serapan?
2.      Apa saja contoh kata-kata serapan?
3.      Apakah dampak dari penggunaan kata – kata serapan bagi bangsa Indonesia?
4.      Bagaimana cara melestarikan Bahasa Indonesia?


   C.     Tujuan Penulisan


            Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Agar masyarakat mengetahui tentang kata serapan.
2.      Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang beberapa contoh kata-kata serapan dalam Bahasa Indonesia
3.      Untuk memberikan pengetahuan tentang dampak dari penggunaan kata – kata serapan.
4.      Mengetahui cara – cara melestarikan Bahasa Indonesia.







  D.     Manfaat Penulisan
           

Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca bahwa kita sebagai warga Negara Indonesia haruslah menjunjung tinggi bahasa pemersatu, yaitu Bahasa Indonesia. Kemudian juga sebagai tempat berbagi ilmu tentang dampak dari terlalu sering menggunakan kata-kata serapan.





BAB II
PEMBAHASAN



 A.    Pengertian Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.
            Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru menunjukkan pemahaman yang rendah terhadap pemakaian bahasa.. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesalahan yang berterima. Artinya, pemakaian bahasa tersebut salah tetapi karena banyak pemakai di masyarakat akhirnya diterima.
Kesalahan yang berterima tersebut tampak pada papan-papan iklan yang dibuat oleh masyarakat. Misalnya, sebuah toko di pinggir jalan yang menjual ulat untuk makanan burung menuliskan ”Ulat Ada” di depan tokonya. Contoh lainnya adalah minyak tanah ada, pulsa ada, lumut ada dsb. Seharusnya papan iklan tersebut diganti dengan ”Sedia Ulat” atau sedia minyak tanah, sedia pulsa, sedia lumut dsb.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.


 B.    Contoh Kata-kata serapan
Kata – kata serapan yang digunakan kebanyakan masyarakat Indonesia diambil dari beberepa sumber. Seperti berikut.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang agama Islam. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Seperti,
         1.         Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
               *     abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
               *     bakhil, baligh, batil, barakah,
               *     daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,
               *     khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat
               *     musyawarah, markas, mistar, mahkamah, musibah, mungkar, maut,
               *     kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, nafas,
               *     syariat, ulama, wajib, ziarah.

         2.         Lafalnya berubah, artinya tetap
*      berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
*      buya dari kata abuya
*      derajat dari kata darajah
*      kabar dari kata khabar
*      lafal dari kata lafazh
*      lalim dari kata zhalim
*      makalah dari kata maqalatun
*      masalah dari kata mas-alatuna
*      mungkin dari kata mumkinun
*      resmi dari kata rasmiyyun
*      soal dari kata suaalun
*      rezeki dari kata rizq
*      Sekarat dari kata Zakarotil
*      Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)

         3.         lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula, seperti:
*      keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.
*      logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
*      naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
*      perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
*      petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna pendapat hukum.
*      laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari kata 'askar yang berarti sama.

Bahasa Inggris juga menjadi salah satu sumber serapan, khususnya dibidang teknologi yang kebanyakan berbahasa inggris, walaupun produk teknologi tersebut dibuat di Indonesia. Contohnya:
# application - aplikasi
# actor - aktor
# aquarium - akuarium
# allergy - alergi
# artist - artis
# access - akses
# acting - akting
# accessory - asesori
# activist – aktivis
# ballpoint - bolpen
# balloon - balon
# decade - dekade
# department - departemen
# ice - es
# idol - idola
# infrastructure - infrastuktur
# naturalization - naturalisasi
# national - nasional
# negotiation - negosiasi
# nuance - nuansa
# dan lain-lain

Selain dari dua bahasa yang disebutkan diatas, masih banyak bahasa-bahasa asing yang menjadi sumber serapan didalam bahasa indonesia.


 C.    Dampak dari penggunaan kata – kata serapan.

            Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif sebagai berikut.

1.      Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan
            Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih modern. Para remaja juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan terkenal lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata “discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.
2.      Dampak NegatifPenggunaan Kata – Kata Serapan
Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah dimata masyarakat.
Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan Bangsa Indonesia berkurang.


 D.    Cara pelestarian Bahasa Indonesia

            Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan Bahasa Indonesia. Seperti,
         1.         Membiasakan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
         2.         Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik saat forum-forum formal(sekolah,rapat,dll.).
         3.         Mengadakan uji Kemampuan Bahasa Indonesia (UKBI) dalam setiap penerimaan tenaga kerja.
         4.         Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah yang harus diambil oleh setiap mahasiswa, dikarenakan untuk tetap mengajarkan inti dari bahasa Indonesia, dan diharapkan agar hal ini dapat membuat bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa yang murni yang dapat memberikan ciri khas maupun identitas bagi bangsa Indonesia.




BAB III
PENUTUP


         1.         Simpulan

            Penggunaan Kata-kata serapan dalam Bahasa indonesia dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif selain yang telah disebutkan ialah, komunikasi sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang disisipi kata-kata serapan terdengar lebih mudah, flexibel, dan singkat. Namun, dampak negatifnya yaitu, tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.

         2.         Saran
           
            Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam forum-forum resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan pembimbing, diharapkan dapat lebih menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya dengan salah satu cara mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar